BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Periode segera setelah lahir
merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut
disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intra uterus) dengan
lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterus) yang sangat berbeda. Di dalam
uterus janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanannya karena ia tumbuh dari
hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri. Hal ini berarti jain tumbuh dan
hidup bergantung penuh pada ibunya.
Hal tersebut merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan supaya kasus-kasus tersebut
teratasi atau paling tidak memperkecil kemungkinan segala implikasinya.
Untuk dapat mencapai target dan
tujuan di atas serta untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 dalam dunia
kesehatan dan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik antar tenaga kesehatan
yang berkualitas, baik dokter, bidan, maupun tenaga kesehatan lain yang
berkecimpung di dalamnya.
(Muchtar Rustam,
2002, Ag3)
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1
Tujuan Umum
Melalui laporan ini diharapkan mampu menguji,
mengidentifikasi dan melaksanakan asuhan kebidanan khususnya bagi kami
mahasiswa kebidanan yang sedang dalam proses pembelajaran praktek kebidanan di
RSUD Sidoarjo.
1.2.2
Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa
diharapkan dapat
-
Mengumpulkan data sampai dengan menganalisis data
-
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
-
Mengidentifikasi kebutuhan segera.
-
Merencanakan asuhan kekbidanan
-
Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah
direncanakan
-
Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini
hanya pada masalah bayi baru lahir normal
1.4
Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam
membuat asuhan kebidanan ini pada bayi Ny. “S” dengan bayi baru lahir normal
menggunakan metode studi kasus ini dengan pendekatan deskriptif dengan
melakukan tinjauan kasus melalui :
o
Wawancara dan anamnese
Komunikasi langsung yang bertujuan mencari
informasi guna melengkapi data pasien dengan cara berkomunikasi dengan keluarga
pasien untuk memperoleh data yang akurat.
o
Observasi
Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien
untuk memperoleh data tentang kesehatan pasien
o
Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan melalui
catatan atau status pasien, catatan perkembangan dan hasilnya.
o
Studi pustaka
Dari buku penunjang
1.5
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN
TEORI
BAB III TINJAUAN
KASUS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
A.
Pengertian
·
Bayi lahir adalah bayi yang lahir tepat pada
waktunya, biasanya 39 minggu sampai 41 minggu dengan berat badan lahir antara
3000 sampai 3700 gram.
(Suryani, 2001 : 26)
·
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dari kehamilan 31 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
(Ilmu Kebidanan, 1999 hal 246 – 264)
·
Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa
kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu
(IKA, 19995 : 147)
B.
Ciri-ciri Bayi Normal
Ø Berat
badan 2500 gr sampai 4000 gr
Ø Panjang
badan lahir 48-50 cm
Ø Lingkar
dada 32-34 cm
Ø Lingkar
kepala 33-35 cm
Ø Bunyi
jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai
120-140 x/menit.
Ø Pernafasan
pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit kemudian menurun setelah
tenang kira-kira 40 x/menit.
Ø Kulit
kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi
vernix caseosa
Ø Rambut
lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
Ø Kuku
telah agak panjang dan lemah
Ø Genetalia
testis turun (pada bayi laki-laki), labia mayora sudah menutup labia minora
(pada perempuan).
Ø Reflek
isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
Ø Reflek
moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
Ø Eliminasi
baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama, mekoneum berwarna
hitam kehijauan dan lengket
C.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru
lahir
§ Perubahan
metabolisme karbihidrat. Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan
kadar gula darah, untuk menambah energi pada jam 3 pertama setelah lahir
diambil dari hasil metabolisme asam lemah, bila karena sesuatu hal, misalnya
bayi mengalami hipotermi, metabolisme asam lemak tidak memenuhi kebutuhan pada
neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia, misalnya pada
BBLR dari ibu yang menderita DM dan lain-lainnya.
§ Perubahan
suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu
lingkungan yang lebih rendah dibanding suhu dalam rahim ibu, apabila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar 25ºC maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi dan eveporasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit. Sedangkan
produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Keadaan ini mengakibatkan
suhu tubuh yang rendah metabolisme jaringan yang meningkat dan kebutuhan O2
pun meningkat.
§ Perubahan
Pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2
dari pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Bayi normal melalui pernafasan 30
detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernafasan dan peredaran darah dapat digunakan Apgar Score, dapat juga dilihat
dari frekuensi denyut jantung, pernafasan, wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh. Pernafasan bayi normal berkisar antara 30-60 x/menit.
§
Perubahan Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan
tekanan O2 meningkat dan tekanan O2 menurun. Hal ini
mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah
tersebut meningkat. Hal ini mengakibatkan darah dari arteri pulmonalis mengalir
ke paru-paru dan duktus arteriosus tali pusat dipotong aliran darah dari
plasenta melalui vena cava. Sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang
hidup di luar kandungan.
D.
Hal-hal yang dilakukan pada bayi yang baru lahir
Ø Menghisap
lendir dan merangsang pernafasan sekaligus menilai Apgar Score, tujuan
menghisap lendir adalah saluran pernafasan bebas dari sumbatan kotoran sehingga
pasien dapat bernapas secara normal.
Tanda
|
Skor
|
||
0
|
1
|
2
|
|
1. Frekuensi Jantung
|
§ Tak ada
|
§ < 100 x/mnt
|
§ > 100 x/mnt
|
2. Usaha Bernafas
|
§ Tak ada
|
§ Lambat, tidak teratur
|
§ Menangis kuat
|
3. Tonus otot
|
§ Lumpuh
|
§ Ekstremitas fleksi
|
§ Gerakan aktif
|
4. Reflek
|
§ Tak ada
|
§ Gerakan sedikit
|
§ Gerakan kuat
|
5. Warna kulit
|
§ Biru/pucat
|
§ Tubuh kemerahan, ekstremitas biru
|
§ Seluruh tubuh kemerahan
|
Penggunaan Apgar Score bayi baru lahir ada 3
golongan :
-
Apgar Score 1 menit 7-10 : normal/baik
-
Apgar Score 1 menit 4-6 : asphyxia/sedang
-
Apgar Score 1 menit 0-3 : asphyxia/berat
Ø Mengeringkan
badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain yang halus atau handuk.
Ø Memotong
dan mengikat tali pusat dan memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic, agar
tidak terjadi infeksi tali pusat dipotong dengan menggunakan gunting steril.
Ø Apabila
bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut :
1.
Rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki,
mengelus-elus dada, perut atau pinggangg.
2.
Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan
mount to mount (nafas buatan dari mulut kemulut).
Ø
Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan cara :
1.
Bayi dibungkus dengan kain hangat
2.
Jangan membiarkan bayi dalam keadaan basah
3.
Jangan memandikan bayi dengan kain dingin
4.
Daerah kepala ditutupi.
Ø
Merawat tali pusat dengan menggunakan triple day
Ø
Mendekatkan bayi dengan ibu dan menetekkan
setelah lahir
Ø
Membersihkan badan bayi dengan menggunakan kain
waslap dengan air hangat
Ø
Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya
infeksi gonorhoe, rubella dll.
Ø
Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan
tertukarnya bayi satu dengan yang lain.
Ø
Memakaikan pakaian bayi.
E.
Pemantauan Tanda-tanda Vital
1.
Suhu badan bayi diukur melalui rectum atau ketiak
2.
Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir
bersamaan tanpa adanya refleksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi
maupun ekspirasi, gerak pernafasan 30-50 x/mnt.
3.
Nadi dapat dipantau di semua titik nadi perifer.
4.
Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi.
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila
mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda sbb :
a.
Sesak napas
b.
Frekuensi pernafasan 60 x/mnt
c.
Malas minum
d.
Panas atau suhu badan bayi rendah
e.
Gerak retraksi di dada
f.
Kurang aktif
g.
Berat lahir rendah (1500-2500) dengan kesulitan minum
F.
Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
Penatalaksanaan bayi baru lahir meliputi :
a.
Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi
saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi berikut :
o
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi
o
Pakai sarung tangan bersih
o
Pastikan bahwa semua peralatan termasuk klem,
gunting dan benang tali pusat telah diinfeksi tingkat tinggi (steril)
o
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, serta
kain untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
o
Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur,
temperature, stetoskop dan benda-benda yang akan bersentuhan dengan bayi telah
dalam keadaan bersih.
b.
Penilaian Awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru
lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik). Jika bayi mengalami kesulitan
Bernafas, menangis lemah, lemas dan atau kulit berwarna pucat biru segera
bersihkan asuhan untuk membantu memulai pernafasan.
c.
Pencegahan Kehilangan panas
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature
tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat mengalami kedinginan jika
kehilangan panas tidak segera dicegah. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak
diselimuti mungkin akan mengalami hipotermi meskipun berada dalam ruangan yang
relatif hangat.
Mekanisme kehilangan panas :
§
Evaporasi adalah
cara kehilangan panas pada tubuh bayi yang terjadi karena menguapnya cairan
ketuban pada permukaan tubuh bayi yang tidak cepat dikeringkan atau setelah
bayi dimandikan.
§
Konduksi adalah
kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin.
§
Konveksi adalah
kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang
telah dingin.
§
Radiasi adalah
kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai
temperature tubuh.
Mencegah kehilangan panas :
1.
Keringkan bayi secara seksama
2.
Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering dan
hangat.
3.
Tutup bagian kepala bayi.
4.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
5.
Jangan segera memandikan bayi baru lahir.
6.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
d.
Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan
stimulasi, jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan
rangsangan serta menunjukkan tanda-tanda kegawatan maka segera lakukan tindakan
untuk membantu pernafasan.
e.
Asuhan Tali Pusat
§
Megikat tali pusat
Ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
bayi dengan menggunakan benang desinfeksi tingkat tinggi atau klem plastic tali
pusat kemudian lakukan simpul kunci atau jepitan secara mantap klem tali pusat
tersebut.
§
Perawatan tali pusat
-
Jangan membungkus tali pusat/perut ataupun mengoleskan
bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat.
-
Pemakaian alcohol/betadin masih diperkenankan sepanjang
tidak menyebabkan tali pusat basah/lembab.
-
Beri nasehat pada ibu tentang cara :
1)
Melipat popok di bawah puntung tali pusat
2)
Jika puntung tali pusat kotor cuci secara lembut dengan
air matang dan keringkan dengan kain bersih.
3)
Beritahu ibu untuk mencari bantuan jika tali pusat
menadi merah atau mengeluarkan darah atau nanah.
f.
Memulai Pemberian ASI
Pastikan pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam
setelah bayi lahir. Jika mungkin anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk
menyusui bayinya segera setelah tali pusat diklem atau dipotong.
Keuntungan pemberian ASI secara dini :
§
Merangsang produksi ASI
§
Memperkuat reflek menghisap bayi
§
Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayi.
§
Memberikan kekebalan pasif melalui kolostrum
Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyususui :
§
Mulai menyusui segera setelah lahir (dalam waktu
1 jam).
§
Jangan berikan makanan/minuman lain kepada bayi.
§
Berikan ASI saja selama 6 bulan pertama dan
sesuai dengan kebutuhannya selama bayi menginginkannya.
g.
Pemberian Profilikus terhadap Gangguan pada Mata
Pemberian tetes mata profilaktif (larutan perak
nitrat 1%) atau salep (tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%) harus diberikan
dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran jika melebihi waktu tersebut, maka
pemberiannya tidak efektif terutama diafragmatik dan abdominal biasanya masih
tidak teratur dalam hal frekuensi dan ditanya pernafasan ini timbul sebagai
akibat aktifitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh
beberapa rangsangan lainnya.
II.
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI LAHIR
A.
PENGKAJIAN DATA
a.
Data Subyektif
1.
Biodata
Berhubungan dengan identitas klien
2.
Keluhan Utama
Berhubungan dengan keadaan klien saat ini
3.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a)
Riwayat prenatal
1.
Berapa kali periksa
2.
Kehamilan normal
b)
Riwayat natal
1.
Persalinan normal dan spontan pervaginam
2.
Lama persalinan
3.
Lama persalinan kala II tidak ≥ 2 jam pada primigravida
dan ≥ 1 jam pada multigravida.
4.
Lama persalinan kala III tidak ≥ 30 menit
5.
Air Ketuban : jernih
6.
Perdarahan, tidak (-)
7.
Tanggal : …., Jam : ………., Tempat : ……….
8.
Jenis Kelamin : ♀/♂
c)
Riwayat Neonatal
1)
AS ≥ 7
2)
BB ≥ 2500 gram
3)
PB ≥ 45 cm
4)
1 jam lahir minum PASI/ASI
5)
Obat-obatan apa yang diberikan.
4.
Kebutuhan Dasar
a.
Nutrisi
Sebaiknya bayi baru lahir langsung disusukan pada
ibunya/ langsung minum ASI tapi kalau ASI belum keluar bisa diganti dengan
PASI. Tetapi harus diutamakan ASI.
b.
Istirahat
Biasanya bayi Cuma bangun kalau disusui, BAB dan
BAK selain itu bayi pasti tidur.
c.
Pola aktifitas
Biasanya bayi normal akan menangis keras dan
gerakan yang aktif.
d.
Pola Eliminasi
BAB ± 1 kali sehari, BAK ± 5 kali sehari
5.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular, menurun dan menahun seperti : penyakit hipertensi, DM, asma, dll.
6.
Riwayat Psikososial
Ibu dan keluarga sangat senang dan menerima
bayinya dengan baik dan penuh kasih sayang.
b.
Data Subyektif
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : normal 2500 gr – 4000 gr
PB : normal 45 cm – 55 cm
RR : normal ≥ 30-80 x/menit
N : normal ≥ 120-160 x/menit
S : normal 36ºC – 37,5ºC (rectal).
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala
Inspeksi : bentuk
memanjang, tidak ada caput succedaneum, tidak ada chephalomatoma, rambut tipis
dan halus.
Palpasi : ubun-ubun
posterior dan sutura harus teraba, ubun-ubun anterior tidak boleh terasa
tegang/cekung.
b.
Wajah
Inspeksi : bentuk
oval, tidak ada oedema ataupun luka, warna kulit kemerahan.
c.
Mata
Inspeksi : simetris,
tidak ada kelainan pada mata, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus,
tidak ada perdarahan.
d.
Hidung
Inspeksi : bersih/tidak,
adakah pengeluaran secret, adakah pernafasan cuping hidung.
e.
Mulut
Inspeksi : bersih,
bibir tampak merah muda, reflek menelan dan menghisap kuat, tidak ada kelainan.
f.
Telinga
Inspeksi : simetris,
tidak ada kelainan
g.
Leher
Inspeksi : simetris,
tidak ada kelainan
Palpasi : tidak
teraba massa
h.
Ketiak
Inspeksi : tidak
ada benjolan
i.
Dada
Inspeksi : Simetris,
tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan kombinasi antara dada dan perut
Palpasi : tidak
ada benjolan yang abnormal
Auskultasi : tidak
ada bunyi wheezing
j.
Abdomen
Inspeksi : simetris,
keadaan tali pusat baik (tali pusat terbungkus kassa), tidak ada perdarahan.
Palpasi : tidak
ada benjolan, tidak kembung
Auskultasi : tidak
terdapat bising usus.
k.
Genetalia
Inspeksi : tidak
ada kelainan, labia mayora sudah menutupi labia minora, introitus kadang-kadang
ada lendir
l.
Ekstremitas
Inspeksi : simetris,
tidak ada kelainan, jari tangan dan kaki lengkap
Palpasi : tidak
ada oedema baik kedua tangan dan kaki
3.
Pemeriksaan Neurologis
a.
Reflek moro/reflek terkejut baik
b.
Reflek menggenggam baik
c.
Reflek roating baik
d.
Reflek sucking/menghisap baik
e.
Glabella reflek baik.
B.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Bayi
Ny. “…” Usia 1 hari
Ds : Ibu
mengatakan telah melahirkan bayi laki-laki secara normal pada tanggal 6
Februari 2007 jam 07.45 WIB.
Do : Keadaan
Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
BB : 2500 – 4000 gram
PB : 45 cm – 50 cm
RR : 30 – 80 x/menit
N : 120 – 160 x/menit
S : 36ºC - 37ºC
Jenis kelamin : perempuan
C.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
a.
Hipotermi
b.
Asfiksia
c.
Tetanus nenatorum
d.
Icterus neonatorum
D.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
E.
INTERVENSI
1.
Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam
melaksanakan tindakan
2.
Lakukan Observasi keadaan umum dan TTV 4 jam sekali
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
3.
Lakukan Perawatan dengan teknik aseptic
R/ Pencegahan infeksi
4.
Berikan kehangatan pada bayi
R/ Pencegahan terjadinya hipotermi
5.
Melakukan perawatan tali pusat dengan teknik aseptic
dengan cara membungkus tali pusat dengan kasa steril yang telah diberi alcohol.
R/ Pencegahan dini terjadinya tetanus neonatorum
6.
Ajarkan pada ibu cara menjaga kebersihan dan perawatan
tali pusat sehari-hari.
R/ Pemberian informasi pada ibu membuat ibu
mengerti cara merawat bayinya.
7.
Anjurkan ibu untuk memberi ASI Eksklusif pada bayi
R/ Kekebalan bayi terhadap bayi secara dini dan
alami
8.
Berikan KIE tentang Imunisasi pada Ibu
R/ Imunisasi sebagai upaya pemberian kekebalan
pada bayi.
9.
Berikan KIE pada Ibu tentang perawatan bayinya.
R/ Menambah pengetahuan ibu
10. Kolaborasi
dengan dokter untuk tindakan lebih lanjut
R/ Fungsi dependent
F.
IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan Intervensi
G.
EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
PENGKAJIAN DATA
MRS : 6
Februari 2007
Tanggal pengkajian : 7
Februari 2007 Jam : 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Ruang
Neonatus
No. Reg : 1059922
Oleh : Binti
Maysaroh
A.
Data Subyektif
1.
Biodata
a.
Nama Bayi : Bayi Ny. “S”
Tanggal lahir : 6
Februari 2007
Umur : 1 hari
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : 1 (Satu)
b.
Nama Orang tua
Nama Ibu : Ny.
“S” Nama : Tn.
“B”
Umur : 23
tahun Umur : 28
tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Payan RT 9/4 Sedati
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan
bayi perempuan secara normal pada tanggal 6 Februari 2007 jam 07.45 WIB.
3.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a.
Riwayat Prenatal
Ibu melahirkan bayinya pada usia
23 tahun, kondisi ibu saat hamil dan selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan
praktek swasta terdekat sebanyak 3 x. Mendapatkan suntikan TT 2x mulai
merasakan gerakan-gerakan janin mulai usia kehamilan 5 bulan. Ibu hanya
merasakan mual dan muntah sampai usia kehamilan 3 bulan tapi kadang-kadang ibu
tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum obat-obatan maupun jamu-jamuan. Ibu
mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak mempunyai Riwayat penyakit menurun,
menular dan menahun seperti DM, jantung, hepatitis, hipertensi, TBC.
b.
Riwayat Natal
Ibu melahirkan dengan UK 40-41
mgg dengan persalinan spontan belakang kepala. Bayi lahir tanggal 6 Februari
2007 jam 07.45 WIB dengan Apgar Skor 8-9, jenis kelamin perempuan, berat badan
lahir 3000 gr, dan panjang badan 49 cm serta tidak ada kelainan congenital dan
anus berlubang.
c.
Riwayat Neonatal
-
AS : 8-9
-
BB lahir : 3000 gr
-
PB : 50 cm
-
Anus : (+)
-
1 jam setelah lahir bayi minum PASI
-
Obat-obatan yang diberikan
-
Injeksi Vit K 1 mg (IM)
4.
Kebutuhan Dasar
a.
Pola Nutrisi
Minum susu setiap 2 jam sekali
atau setiap menangis dengan takaran 60 cc.
b.
Pola Eliminasi
BAB : 1 kali berupa mekoneum berwarna hijau tua
BAK : 3 kali, berwarna kuning
jernih
c.
Pola Istirahat
Bayi tidur saat setelah diberi
minum susu
d.
Pola aktivitas
Menangis keras bila lapar, BAB
dan BAK
5.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam
keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menular, menahun dan menurun
seperti DM, jantung, TBC, asma, hipertensi dan hepatitis. Selain itu, ibu
mengatakan bahwa dari keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
mempunyai faktor keturunan kembar.
6.
Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan bahwa
persalinannya saat ini adalah persalinan yang pertama. Ibu sangat senang dan
menerima bayinya.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB : 3000 gram
PB : 50 cm
RR : 40 x/menit
N : 128
x/menit
S : 36,7ºC
A-S : 8-9
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Kepala : Simetris,
tidak ada caput succedaneum, cephal hematoma ataupun luka, rambut tipis dan
halus.
Wajah : bentuk
oval, tidak ada oedema maupun luka, warna kulit kemerahan.
Mata : Simetris tidak ada kelainan pada mata, konjungtiva tidak pucat,
sclera tidak icterus, tidak terdapat perdarahan pada mata.
Hidung : Simetris,
hidung berlubang kanan dan kiri, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : Bersih,
bibir berwarna merah, reflek menelan dan menghisap kuat, tidak ada kelainan.
Telinga : Simetris,
tidak ada kelainan
Leher : Simetris,
tidak ada kelainan
Ketiak : tidak
ada benjolan, tidak ada kelainan
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan kombinasi
dada dan perut.
Abdomen : Simetris,
keadaan tali pusat baik (tali pusat terbungkus kassa), tidak ada kelainan.
Genetalia : tidak
ada kelainan, labia mayora sudah menutupi labia minora. Introitus vagina
kadang-kadang ada lendir
Anus : tidak ada kelainan, anus berlubang
Ekstremitas : Simetris,
tidak ada kelainan, jari tangan dan kaki lengkap.
b.
Palpasi
Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : tidak ada benjolan yang abnormal
Abdomen : tidak
ada benjolan, tidak kembung
Ekstremitas : tidak
ada oedema baik kedua tangan dan kaki.
c.
Auskultasi
Dada : tidak ada bunyi ronchi maupun wheezing
Abdomen : tidak
terdapat bising usus
d.
Perkusi
Abdomen : tidak
kembung
3.
Pemeriksaan Neurologis
a.
Reflek Moro : Bayi menimbulkan gerakan terkejut ketika
diberi sentuhan mendadak.
b.
Reflek Menggenggam : jari tangan bayi menggenggam ketika disentuh
oleh tangan
c.
Reflek roating : Bayi menoleh sewaktu pipinya disentuh dengan
jari
d.
Reflek Sucking : hisapan bayi pada putting susu kuat
4.
Pemeriksaan Anthropometri
a.
BB bayi : 3000 gr
b.
PB bayi : 50 cm
c.
LD : 34 cm
d.
LILA : 11 cm
e.
Lingkar Kepala
-
Diameter sub oksipito bregmatika : 9,5 cm
-
Diameter sub oksipito frontalis : 11 cm
-
Diameter gronto oksipitalis : 12 cm
-
Diameter mento oksipitalis : 13,5 cm
-
Diameter sub mento bregmatika : 9,5 cm
-
Diameter biparietalis : 9,5 cm
-
Diameter bitemporalis : 8 cm
3.2
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Bayi
Ny. “S” usia 1 hari
Ds : Ibu
mengatakan telah melahirkan bayi laki-laki secara normal pada tanggal 6
Februari 2007 jam 07.45 WIB
Do : Keadaan
Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
BB Lahir : 3000 gram
PB Lahir : 50 cm
RR : 32 x/menit
Nadi : 128
x/menit
Suhu : 36,7ºC
A-S : 8-9
Jenis kelamin : perempuan
3.3
IDNTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
-
Hipotermi
-
Asfiksia
-
Tetanus neonatorum
-
Icterus neonatorum
3.4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
3.5
INTERVENSI
Dx : Bayi Ny. “S” Usia 1 hari
Tujuan : Bayi
terhindar dari asfiksia dan hipotermi
Kriteria hasil
:
a.
Bayi lahir tidak kedinginan
b.
Jalan nafas tidak tersumbat
c.
Bayi tidak terjadi icterus dan tidak terjadi infeksi
d.
TTV dalam batas normal (RR : 30-60 x/menit, N = 120-160
x/menit, suhu: 36ºC – 37,5ºC)
Intervensi
1.
Lakukan pendekatan serta penjelasan pada ibu pasien dan
keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam
melaksanakan tindakan.
2.
Lakukan tindakan dengan aseptic
R/ Bayi
baru lahir sangat rentan terhadap infeksi
3.
Lakukan Observasi KU dan TTV tiap 4 jam sekali.
R/ Deteksi
dini adanya komplikasi
4.
Berikan kehangatan pada bayi
R/ Mencegah
terjadinya hipotermi
5.
Lakukan perawatan tali pusat dengan teknik aseptic
dengan cara membungkus tali pusat dengan kassa steril yang telah diberi
alcohol.
6.
Berikan KIE pada ibu tentang perawatan bayinya.
R/ Menambah
pengetahuan ibu
7.
Anjurkan ibu untuk memberi ASI Eksklusif pada bayi
R/ Pemberian
ASI memiliki beberapa keuntungan bagi ibu dan bayi
8.
Anjurkan pada ibu untuk imunisasi bayinya dengan
lengkap
R/ Meningkatkan
kekebalan pada bayi
9.
Kolaboras dengan dokter untuk tindakan lebih lanjut.
R/ Fungsi
dependent.
3.6
IMPLEMENTASI
Tanggal : 7 Februari 2007 Jam : 09.00 WIB
Dx : Bayi Ny. “S” Usia 1 hari
Jam 09.00 WIB 1. Melakukan
pendekatan serta penjelasan pada ibu dan keluarga pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan oleh petugas sehingga pasien dan kelarga lebih kooperatif dengan
tindakan yang dilakukan petugas.
Jam 09.15 WIB 2. Melakukan
tindakan aseptic
Bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi, saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi, yaitu :
a.
mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak
dengan bayi.
b.
Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
c.
Pastikan bahwa semua peralatan yang akan digunakan
bersih dan steril.
d.
Pastikan bahwa pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih.
e.
Pastikan bahwa timbangan berat badan sudah diberi alas,
pita ukur, thermometer, stetoskop dalam keadaan bersih.
Jam 10.00 WIB 3. Lakukan
Observasi KU dan TTV setiap 4 jam sekali
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
RR : 40 x/menit
Nadi : 128 x/menit
Suhu : 36,7ºC
Jam 10.15 WIB 4. Berikan
Kehangatan pada bayi
a.
Menyelimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat
b.
Menutupi bagian kepala bayi
c.
Tidak memandikan bayi paling tidak 6 jam setelah lahir.
Jam 10.15 WIB 5. Lakukan
Perawatan tali pusat dengan teknik aseptic dengan cara membungkus tali pusat
dengan kassa steril yang diberi alcohol.
Jam 10.30 WIB 6. Berikan
KIE pada ibu tentang perawatan bayinya yaitu:
a.
Anjurkan pada ibu untuk memberi ASI sesuai dengan
kebutuhan setiap 2-3 jam mulai dari hari pertama.
b.
Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
c.
Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan
mengganti popok dan selimut sesuai dengan keperluan
d.
Pastikan bayi tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin, terlalu panas dapat menyebabkan dehidrasi karena kemampuan pengaturan
suhu bayi masih dalam perkembangan.
e.
Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus
bersih
f.
Sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
g.
Kalau bayi sakit segera periksakan ke tenaga kesehatan.
Jam 11.00 WIB 7. Anjurkan
ibu untuk memberi ASI Eksklusif pada bayi
a.
Keuntungan pada bayi
-
ASI yang pertama (colostrum) mengandung zat antibody
yang dapat memberi kekebalan pada bayi
-
Dengan menetek dan dipeluk Ibu maka bayi akan merasa
hangat dan nyaman.
-
Bayi akan merasa mendapat kasih sayang Ibunya.
b.
Keuntungan Pada Ibu
-
Dengan meneteki bayinya akan merangsang kontraksi
uterus sehingga mencegah perdarahan.
-
Mempererat tali kasih ibu dan anak.
Jam 11.30 WIB 8. Anjurkan
pada Ibu untuk imunisasi bayinya dengan lengkap, karena dengan imunisasi bayi
akan mendapat kekebalan.
Jam 12.30 WIB 9. Kolaborasi
dengan dokter untuk tindakan lebih lanjut.
Terapi : injeksi Vit K 1 mg (IM)
3.7
EVALUASI
Tanggal : 7
Februari 2007 Jam 09.00 WIB
Dx : Bayi Ny. “S” Usia
1 hari.
S : Ibu mengatakan
telah melahirkan bayi perempuan pada tanggal 6 Februari 2007 jam 07.45 WIB
secara normal.
O : Keadaan
Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
BB : 3000
gr
PB : 50 cm
RR : 40
x/menit
N : 128
x/menit
S : 36,7ºC
A : Bayi baru lahir
umur 1 hari
P : - Lakukan Observasi TTV
- Lakukan perawatan bayi
- KIE tentang pemberian ASI
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada saat melakukan pengumpulan data
penulis menggunakan teknik wawancara dan observasi. Observasi terhadap status
kesehatan bayi dilakukan penulis telah dibekali dengan alat-alat yang menunjang
untuk pemeriksaan kesehatan.
Asuhan yang diberikan pada waktu
bayi baru lahir sampai pengamatan pernafasan, warna dan aktivitasnya.
Mempertahankan suhu tubuh bayi, pemeriksaan fisik, pemberian vitamin K,
Identifikasi bayi dan perawatan bayi sehari-hari.
Intervensi yang tercantum dalam
Askeb tidak semua dapat dilaksanakan jadi terjadi sedikit kesenjangan antara
teori dengan kasus.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bayi baru lahir perlu dilakukan penatalaksanaan awal yang meliputi :
-
Pencegahan infeksi
-
Penilaian awal
-
Pencegahan kehilangan panas
-
Rangsangan taktil
-
Asuhan perawatan tali pusat
-
Memulai pemberian ASI
Karena bayi yang dilahirkan juga berada di dalam
kondisi yang optimal, memberi pertolongan dengan segera, aman dan bersih pada
bayi baru lahir adalah bagian essensial dari Asuhan Bayi Baru Lahir.
B.
Saran
1.
Bayi tenaga kesehatan khususnya bidan maupun mahasiswi
kebidanan hendaknya bisa memberikan penanganan secara tepat dan cepat pada bayi
baru lahir sehingga angka kesakitan dan kematian pada bayi baru lahir semakin
berkurang.
2.
Dengan adanya Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir,
pembaca dapat mengerti bagaimana cara penatalaksanaan awal pada bayi baru
lahir.