Rabu, 23 Mei 2012

FASE LATEN DENGAN PRE EKLAMSI BERAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
           Preeklamsi merupakan penyulit dalam proses persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Tingginya angka kejadian preeklamsi merupakan faktor utama penyebab timbulnya eklamsi yang mengancam ibu bersalin, tingginya angka kematian ibu bersalin sebagai akibat perkembangan dari preeklamsi yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian.
           Dengan besarnya pengaruh preeklamsi terhadap tingginya tingkat kematian ibu bersalin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan menangani kasus-kasus preeklamsi perawatan pada ibu bersalin dengan preeklamsi merupakan usaha nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komunikasi -komunikasi sebagai akibat lanjut dari preeklamsi tersebut.
           Oleh sebab itu penulis tertarik mengambil kasus ini, dengan harapan dapat memberikan asuhan dan perwatan sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah keadaan yang dialami oleh ibu dalam hal ini menghindari ibu dari resiko yang mungkin terjadi sehingga presalinan berjalan dengan lancar.

1.2.  Tujuan
1.2.1.      Tujuan Umum
           Mahasiswa dapat melaksanakan manajemen kebidanan apda ibu bersalin dengan preeklamsi berat secara keomprehensif

1.2.2.      Tujuan Khusus
           Setelah menyusun asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a.       Mengkaji data ibu
b.      Mengidentifikasi diagnosa dan masalah berdasarkan data
c.       Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
d.      Mengidentifikasi kebutuhan segera
e.       Melakukan pengembangan rencana
f.       Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi
g.      Mengevaluasi asuhan yang diberikan

1.3.  Sistematika Penulisan
BAB I     Pendahuluan
1.1.  Latar Belakang
1.2.  Tujuan
1.3.  Sistematika Penulisan
BAB II    Tinjauan Pustaka
2.1.Konsep Dasar Penulisan
2.2.Konsep Dasar PEB
BAB III  Tinjauan Kasus
3.1.Pengkajian
3.2.Identifikasi diagnosa dan masalah
3.3.Identifikasi  diagnosa dan masalah potensial
3.4.Identifikasi kebutuhan segera
3.5.Intervensi
3.6.Implementasi
3.7.Evaluasi
BAB IV  Pembahasan
BAB V    Penutup
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.    Konsep Dasar Persalinan
2.1.1.      Pengertian persalinan
-          Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar hasil pembuahan (janin, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar.
(Helen Faren, 1999, 118)
-          Proses mendorong janin dan plasenta ke luar dari uterus oleh kontraksi-kontraksi miometrium yang terkoordinasi.
(Derek dlewellyn – Jones. 2001 . 63)
-          Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Rustam Mochtar. 1995.99)
2.1.2.      Kala-kala persalinan
-          Kala I
Merpakan stadium dilaktasi serviks mulai dari permulaan persalinan dan pembukaan lengkap.
Dibagi menjadi 2 fase :
1.      Fase laten
Dimulai dari awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap.
Pembukaan servik kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.
2.      Fase aktif
Frekuensi danlamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (3xdalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) pembukaan 4 cm – 10 cm terjadi penurunan bagian terbawah janin.
-          Kala II
Merupakan stadium ekspansi, dimulai dari dilaktasi lengkap serviks hingga kelahiran bayi.
-          Kala III
Merupakan stadium pelepasan plasenta, berlangsung dari saat setelah kelahiran bayi sampai plasenta dan selaput ketuban lehir seluruhnya.
-          Kala IV
Dimulai setelah Lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

2.1.3.      Teori Penyebab mulainya persalinan
            Penyebab sebenarnya yang membuat persalinan di mulai masih belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang turut berperan dan saling terkait antara lain :
1.      Perubahan kadar hormone
      Perubahan kadar hormone disebabkan oleh plasenta yang mengalami penuaan, sehingga villi konugalis mengalami perubahan yang mengakibatkan kadar progesterone menurun yang menyebabkan relaksasi otot menghilang. Terjadi 1-2 mgg sebelum persalinan dimulai kadar esterogen dan prostaglandin meninggi.  
2.      Distensi uterus
-          Serabut otot yang teregang sampai batas kemampuannya akan bereaksi dengan mengadakan kontraksi.
-          Produksi dan pelepasan prostaglandin miometrium
-          Keadaan uterus yang semakin membesar menyebabkan iskemik otot uterus sirkulasi uterus plasenta terganggu
Perubahan hormonal, dan terjadinya perubahan nutrisi pada janin-janin di keluarkan.
3.      Tekanan janin
Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhan di dalam uterus yang akan menyebabkan :
-          Penurunan ketegangan pada dinding uterus
-          Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut hingga timbul kontraksi

4.      Faktor-faktor lain antara lain :
-          Penurunan tekanan secara mendadak ketika selaput amnion pecah
-          Gangguan emosional yang kuat (lewat korteks hipotalamus hipofise) dapat menyebabkan pelepasan oksitosin.
5.      Teori instansi mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion serviks (fleksus Franken houser). Bila ganglion ini geser dan ditekan penurunan kepala janin maka dapat menimbulkan kontraksi uterus. 

2.1.4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1.      Power
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi dan retraksi otot rahim
2.      Kontraksi (his)
Adalah gerakan memendek dan menebal otot rahim yang terjadi untuk sementara waktu
3.      Retraksi
Pemendekan otot rahim yang menetap setelah terjadinya kontraksi
4.      Tenaga sekunder atau mengedan
Tenaga ini biasanya digunakan pada saat kala II untuk ekspansi janin
5.      Passage
Keadaan jalan lahir seperti rongga pelvis, soft passage
6.      Passager
Bagian janin yang paling penting pada proses kelahiran janin adalah kepala

2.1.5.      Tanda-tanda mulainya persalinan
Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan adalah
-          Lightening
Terbenam kepala di dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat dalam rongga uterus / pada primi mulai kehamilan 36 mgg dan pada nanti terjadi pada kandung kemih
-          Sering buang air kecil karena tekanan kepala pada kandung kemih
-          Kontraksi braxston hicks
Tanda dan gejala impartu
1.      Penipisan dan pembukaan serviks
2.      Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan apda serviks minimal 2 kali dalam 10 menit
3.      keluarnya darah dan lender

2.2.    Konsep dasar PEB (Pre Eklamsi Berat)
2.2.1.      Pengertian preeklamsi Berat
Preeklamsi berat adalah kumpulan gejala yang timbul paa ibu hamil, bersalin dan masa nifas yang terdiri dari trias : oedema, proteinurin, dan hipertensi. Dimana tekanan darah 160 / 110 mmHg/lebih, proteinurin 5gr/lebih, oliguria (urin < 500 cc/24 jam) terdapat oedema paru dan sianosis.
(Rustam Mochtar, 1998- 199)

2.2.2.      Etiologi
Penyebab belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang menyebutkan tentang gambaran klinik dan PEB adalah :
(IBG Manuaba. 2001 – 403)
1.      Teori genetik
Riwayat preeklamsi atau eklamsi dalam keluarga atau Riwayat penyakit vaskuler sebelumnya.
2.      Teori imunologik
Janin benda asing yang relatif karena unsur benda asing yang berasal dari suami. Adaptasi dapat terjadi dengan aman. Penolakan total rahim karena bersifat benda asing terjadi abortus
3.      Teori iskemia regio uterus plasentes
Terjadinya invasi sel trovoblas, hanya sebagian pada arteri spinalis di daerah gangguan fungsi plasenta karena sebagian besar arteri spinalis di daerah endometrium, tetapi dalam keadaan kontraksi sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dan untuk nutrisi dan oksigen.
4.      Teori radikal bebas dan kerusakan endotel
5.      Teori kerusakan endotel
6.      Teori trombosit
Iskemik radio uteri plasenta menurunkan pembukuan pembuluh darah prostaglandin, kerusakan trombosit meningkatkan kerusakan tromboksan, terjadi vaso kontriksi pembuluh darah dan vaso vasonim yang menimbulkan tekanan darah meningkat dan makin terjadi kerusakan pembuh darah.
7.      Teori diet ibu hamil
Kebutuhan ibu hamil cukup tinggi untuk kalsium. Bila kekurangan kalsium ibu hamil dikuras untuk memenuhi kebutuhannya sehingga terjadi pengeluaran klasium otot, pemberian kalsium 2 – 215gr/hr dapat menurunkan terjadinya preeklamsi.

2.2.3.      Klasifikasi pre eklamsi berdasarkan gejala klinik
1.      Pre eklamsi berat
Tanda dan gejala :
-        Tekanan diastolic 90 – 110 mmHg (2 kali pengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 mmg
-        Proteinuria sampai ++
-        Oedema pada wajah, tangan, tungkai (penambahan BB yang mendadak)
-        Disertai dengan gejala subyektif antara lain hipertensi, nyeri kepala yang tidak hilang dengan analgesic, penglihatan kabur, oligouria (< 400 ml / 24 jam), nyeri epigastrium dan terjadi oedema paru.

2.2.4.      Skrening Pre eklamsi
Ø Riwayat : sakit kepala, pusing, pandangan kabur, bintik-bintik paa mata, oedema pada wajah tangan serta seluruh tubuh.
Ø Px fisik : tekanan darah dibandingkan sebelum hamil, terutama setelah usia gestasi 24 mmg peningkatan BB dibandingkan sebelum hamil oedema pergelangan kaki, perbital, tangan, wajah atau odemen, reflek.
2.2.5.      Komplikasi
           Pada pre eklamsi terjadi vuso kontraksi arteri yang menaikkan tekanan darah dan menurunkan pasokan arah yang efektif pada banyak organ serta jaringan tubuh termasuk plasenta, sehingga dapat menyebabkan komplikasi baik paa ibu dan janin antara lain :
1.      Eklamsi
2.      Solusio plasenta
3.      kematian janin
4.      hipertensi menetap

2.2.6.      Penatalaksanaan
Ø  Pencegahan
1.     Px antenatal yang bermula dan teratur serta teliti, mengenai tanda-tanda sendini mungkin yang selanjutnya diberikan pengobatan
2.     harus selalu waspada terhadapkemungkinan terjadinya pre eklamsi kalau ada faktor predisposisi
3.     berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, pekerjaan sehari-hari dikurangi, ketenangan dan pentingya mengatur diet rentdah garam dan lemak serta karbohidrat, menjaga kenaikan berat badan yang berlebih.
2.2.7.      Penanganan PEB dalam Persalinan
-          Observasi KU dan tanda evaluasi tiap jam
-          Memperbaiki KU penderita dengan pemberian rehidrasi (infuse) yaitu D5 % dan RL
-          Materisasi urin
-          Rujuk pasien ke RS
-          Penderita rawat inap istirahat mutlak. Berikan diet rendah garam dan tinggi protein. Berikan suntikan SM 8 gram, 4 gr bokong kanan dan bokong 4 gr bokong kiri
-          Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap jam

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.    Pengkajian Data
Tanggal pengkajian         : 21 – 11 2006
Jam                                  : 10:00 Wib
Tempat                            : PKM Singosari
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
Nama                   : Ny. “U”
Umur                   : 39 th
Agama                 : Islam
Pendidikan          : SD
Pekerjaan             : IRT
Alamat                 : Losari
Nama Suami        : Tn. “H”
Umur                   : 32 th
Agama                 : Islam
Pendidikan          : SD
Pekerjaan             : Swasta
Alamat                 : Losari

2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak jam 02.00 wib, kaki bengkak dan air ketuban sudah merembas sejak tanggal 21/11/06 jam 05.30 wib.

3.      Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan hamil anak pertama umur kehamilan 9 bulan, perutnya kenceng-kenceng sejak jam 02-00 Wib, kaki bengkak sejak umur kehamilan ± 7 bulan, dan air ketuban merembes sejak tanggal 21/11/06 jam 05.wib.
4.      Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular menurun dan menahun seperti DM, hipertensi, penyakit jantung dan ibu tidak pernah menjalani operasi.
5.      Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti DM, hipertensi, penyakit jantung, TBC serta tidak mempunyai keturunan kembar.
6.      Riwayat haid
Menarche            : 14 tahun
Siklus haid          : 28 hari
Lama haid           : 7 hari
Banyaknya          : 2-3 softek / hari
Dysmenorrheal    : tidak ada
Fluor albus          : tidak ada
HPHT                  : 17 – 02 – 06
TP                        : 24 – 11 – 06
7.      Riwayat perkawinan
Umur pertama kali nikah             : 35 tahun
Nikah                                          : 1 x
Lama                                           : 4 tahun
8.      Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak menikah sampai mau melahirkan ini tidak KB
9.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Kehamilan
Persalinan
Nifas
UK
Penyulit
jenis
penolg
sex
BB
H/M
umur
Penyulit
KB
1
Ha
mil

ini







10.  Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama ibu, tidak pernah mengalami keguguran.
Trimester I    :  - Ibu tidak pernah ANC, ibu mengalami mual saja sampai UK 12 mgg
                         -  Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan
Trimester II   :  - Ibu merasa gerakan janin pada UK 16 mgg
                         -  Ibu ANC 2x di puskesmas
                         -  Nafsu makan ibu baik
                         -  Ibu mendapatkan vitamin
                         -  ibu mendapatkan TT
Trimester III     :  -           Ibu ANC 3x di puskesmas, memeriksakan kakinya bengkak
                         -  Nafsu makan ibu baik, ibu mendapatkan vitamin
                         -  Ibu mengalami hipertensi tanpa keluhan yang menyertai
                         -  Ibu mengalami pertambahan BB ± 7 kg dari ANC terakhir sampai pemeriksaan ini (± 4 mgg)
11.  Pola kebiasaan sehari-hari
Ø  Di rumah  : -  Ibu makan 3x sehari dan pada ± 4 mgg terakhir dari pemeriksaan ibu makan 5x sehari, porsi cukup terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk dan kadang buah
-    Minum air putih 6-8 gelas/hari, ibu tidak minum susu dan jamu-jamuan
Di PKM   : -  Ibu makan 2x sehari porsi cukup terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk dan minum teh
Ø  Eliminasi
Di rumah  : -  BAK 6-7/hari, lancar, warna kuning jernih
-    BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
Di PKM   : -  BAK 4-5x/hari, lancar warna kuning jernih, tidak BAB sampai tujuk ke RSSA
Ø  Istirahat
Di rumah  : -  siang ± ½ - 1 jam / hari,
                      malam ± 6-7  jam /hari
Di PKM   : -  ibu kadang-kadang bangun, kadang tertidur karena perut terasa sakit
Ø  Aktivitas
Di rumah  : -  ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
Di PKM   : -  ibu hanya tidur-tiduran saja karena kesakitan
Ø  Personal hygiene
Di rumah  : -  Ibu mandi 2x/hari, ganti celana dalam tiap mandi/ terasa lembab
Di PKM   : -  ibu tidak amndi dan hanya cebok setelah BAK
Ø  Kebiasaan lain
Ibu tidak mempunyai kebiasaan lain seperti merokok, alcohol dan minum jamu-jamuan.
12.  Data psikososial, budaya dan spiritual
Ø  Psikologis :  Ibu mengatakan bahagia karena anaknya akna segera lahir
Ø  Sosial         :  hubungan ibu dengan suami, keluarga dan lingkungan sekitarnya baik
Ø  Budaya      :  adanya slametan 3 bulanan dan 7 bulanan
Ø  Spiritual     :  Ibu menganut agama islam dan ibu mengatakan rutin menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
KU                   : Cukup
Kesadaran        : Composmentis
TTV                  : TD        : 160/100 mmHG
                            Nadi    : 84x/mnt
                            RR       : 20x/menit
                            Suhu    : -
TB                    :  151 cm
BB 1 bl lalu      : 52 kg
BB skr              : 59 kg

2.      Pemeriksaan khusus
Ø  Inspeksi
Kepala          :  kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam lurus
Wajah           : tidak oedema, tidak pucat, tampak cloasma gravidarum
Mata             : sclera tiak icterus, konjungtiva tidak pucat, tiak ada perdarahan
Mulut           : ada gigi berlubang, tidak ada stomatitis
Hidung         : tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga         :  tidak ada secret, tidak ada gangguan pendengaran
Leher            : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada            :  tidak ada retraksi dinding dada
Payudara      : tidak ada benjolan, hyperpigmentasipada areola mamae, putting susu menonjol
Perut            :  membesar sesuai dengan Uk, tampak linie gravidarum, tidak ada strie dan bekas luka operasi
Genetalia      :  terdapat lender dan darah air ketuban merembes
Ekstremitas :  oedema +/+ pada kaki  
Ø  Auskultasi    
DJJ (+)         :  12-11-12 / menit
Ø  Perkusi
Reflek patella            +/+
3.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab urine padatanggal 21/11/06 : albumin + 1
4.      Pemeriksaan dalam
VT      :    pembukaan 1-2 cm
                Efisimen 25 %
                Ketuban (-)
                Bagian terdahulu kepala
                Presentasi VUK kiri depan
                Hodge I
3.2.    Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx      :    Ny. V GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal, hidup, intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
Ds       :    Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan merasakan kenceng-kenceng sejak jam 02.00 WIB kai bergerak dan kembuh sudah merembes sejak tanggal 21/11-06 jam 05.30 WIB
Do      :    KU : cukup
Kesadaran         :    composmentis
TTV                  :    TD 160/100 mmHg
                               Nadi 84 x/menit
                               RR 20 x / menit
                               Suhu : -
Abdomen   :  Leopold I     :    TFU 3 jari bawah pusat (29 cm)
                     Leopold II    :    Puka
                     Leopold III  :    Bagian terendah kepala
                     Leopold IV :    Kepala masuk PAP
                     Kontrasepsi :    his 2 x 35”.10

Auskultasi
Abdomen   :  Djj (+) (12 11 12) : 140 x/ menit
Ektremitas :  pada kedua kaki oedema
Pemeriksaan penunjang
1.      Pemeriksaan laboratorium urin tanggal 21 – 11 – 06 albumen +1
2.      Pemeriksaan dalam
VT   :    pembukaan 1-2 cm
                Efisimen 25 %
                Ketuban (-)
                Bagian terdahulu kepala
                Presentasi VUK kiri depan
                Hodge I
3.3.    Antisipasi Masalah Potensial
-          Eklamsia
-          Retat diskes
-          IUFD
3.4.    ­Identifikasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter untuk rujukan
3.5.    Itervensi
Dx    :    Ny. “V” GI Pooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal hidup, intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
Tujuan : tidak terjadi eklamsi
              Persalinan berjalan lancar, ibu dan bayi selamat
Kriteria hasil
-          Djj normal
-          Tidak terjadi eklamsi
-          Tidak terjadi komplikasi

Intervensi
1.      Informasikan keadaan ibu saat ini yang mengalami PEB
R/    Ibu lebih mengerti tentang keadaannya
2.      Beritahu ibu dan keluarga setiap tindakan yang akan dilakukan
R/    pasien dan keluarga kooperatif  dalam tindakan
3.      Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum tiap 15 menit
R/    sebagai parameter deteksi dini adanya kelalaian
4.      Lakukan observasi Djj secara ketat tiap 15 menit
R/    mendeteksi secara dini kesejahteraan janin
5.      Lakukan observasi HIS tiap 15 menit
R/    dapat menilai kemajuan persalinan
6.      Anjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri
R/    Mengurangi sindrom venakava sehingga peredasan darah dari ibu kejanin lancar sehingga oksigen pada janin oksigen pada janin terpenuhi
7.      Lakukan pemasangan infuse
R/    sebagai penyeimbangan cairan dan elektrolit
8.      Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk pasien
R/    fungsi dependent

3.6.    Implementasi
Tanggal : 21-11-06          jam : 10.30
Dx    :    Ny. “V” GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal, hidup, intrauterine impartu kala I fase laten dengan PEB
Jam 10.30 menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang keadaannya saat ini yang mengalami PEB yaitu bahwa TD : 160/100 mmHg pemeriksaan lab urinenya albumin +1 dan juga kaki ibu bengkak
Jam 10.35 memberikan pada pasien dan keluarga tentang keadaannya saat ini mengalami PEB dan akan dilakukan observasi keadaan ibu secara intensif konsen dokter cdan akan dirujuk


Jam
TTV
His
Djj
TD
N
RR
Suhu
10.40
160/100
88
20
-
2x35.10
11.12.11
10.55
150/110
84
24
-
2x40.10
12.11.12
11.10
160/100
84
24
-
2x40.10
12.12.12

6.      Menganjurkan pada ibu untuk tidak miring kekiri karena dapat mengurangi sindrom vena kava sehingga peredaran darah dari ibu ke janin lancar sehingga oksigen pada janin terpenuhi
7.      11.30 melakukan pemasangan infuse dengan cairan D5 % sebanyak 20 tetes
8.      11.40 Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk pasien di RSSA dengan konsul dokter
mempersiapkan pasien untuk dirujuk yaitu mempersiapkan sebagai berikut :
·         Mempersiapkan bidan yang mendampingi sata di bawa ke fasilitas rujukan
·         Membawa perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan saat ketempat rujukan
·         Memberitahu keluarga mengenai kondisi ibu saat ini dan mengapa perlu dirujuk
·         Berikan surat rujukan ketempat fasilitas rujukan
·         Membawa obat-obatan yang dibutuhkan saat ketempat rujukan
·         Mempersiapkan kendaraan
·         Ingatkan pada ibu agar membawa uang
3.7.    Evaluasi
Tanggal : 21 – 11 – 06 jam 11.40 WIB
S    :    ibadah keluarga mengadakan bersedia atau setuju untuk dirujuk
O   :    TTV :        TD 160/100 mmHg
                            N 84 x / menit
                            RR 24 x / menit
           Djj (+) 12-12-12 x/ menit
                   His 2 x / 40 dalam 10 menit
A   :    Ny. “V” GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal, hidup intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
P    :    - merujuk pasien ke RSSA
           - mendegasikan perawatan pasien pada petugas kesehatan di RSSA

BAB IV
PEMBAHASAN

            Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus. Dimaan setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “U” GI P0000 Aboooo Inpartu Uk 40-41 mgg tunggal, hidup, intrauterine kala I fase laten dengan PEB.
Penulis dapat menemukan antara lain :
1.      Dalam teori disebutkan bahwa frekuensi preelamsi banyak terjadi pada primi gravida dan pada usia lebih dari 30 tahun. Dalam kasus ini kenyataanyayaitu klien primi gravida menderita pre eklamsi dan suai ibu 39 tahu.
2.      Dalam teori disebutkan bahwa salah satu faktor predisposisi terjadinya pre eklamsi adalah obesitas. Dalam kasus iniklien mengalami kenaikan BB dari Px 1 bulan yang lalu 52 kg dan Bb sekarang 59kg.


BAB V
PENUTUP

5.1.    Kesimpulan
          Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “U” GI P0000 Aboooo Inpartu Uk 40-41 mgg tunggal, hidup, intrauterine kala I fase laten dengan PEB, maka kesimpulan yang penulis peroleh yaitu ada banyak kebenaran teori dengan kasus yang ada misalnya frekuensi preeklamsi banyak terjadi pada primi gravida dan obesitas.
          Dalam hal ini penanganan tim medistelah melaksanakan sama dengan teori yang ada dan sesuai dengan keadaan klien sehingga masalah-masalah potensial tidak terjadi.

5.2.    Saran
1.      Mengikat dampak yang terjadi dari preeklamsi disini peran tim medis terutama bidan sangat berarti yaitu :
-          motivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan teraturuntuk mendeteksi dini adanya preeklamsi
-          memberikan penerangan pada ibu hamil tentang manfaat istirahat dan tidur, aktivitas yang tidak belebihan, keterangan serta pentingnya mengatur diet rendah garam, lemak, karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan BB.
2.      Bagi ibu-ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilannya secara rutin dan mentaati nasehat-nasehat petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan dalam menghadapi kasus preeklamsi berat hendaknya memberikan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi kemungkinan terjadi. 

1 komentar:

  1. JSTOR CASINO & RESORT - Mahnomen | Temecula, MS - JTM Hub
    JSTOR CASINO & RESORT in 아산 출장마사지 Temecula, 청주 출장마사지 MS at 777 Casino Dr. 울산광역 출장샵 Temecula, MS 38664. Get Directions. 남양주 출장안마 Rating: 4.3 속초 출장샵 · ‎28 reviews

    BalasHapus