BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Preeklamsi merupakan
penyulit dalam proses persalinan yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi.
Tingginya angka kejadian preeklamsi merupakan faktor utama penyebab timbulnya
eklamsi yang mengancam ibu bersalin, tingginya angka kematian ibu bersalin
sebagai akibat perkembangan dari preeklamsi yang tidak terkontrol memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian.
Dengan besarnya pengaruh
preeklamsi terhadap tingginya tingkat kematian ibu bersalin, maka sudah
selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan menangani kasus-kasus preeklamsi
perawatan pada ibu bersalin dengan preeklamsi merupakan usaha nyata yang dapat
dilakukan untuk mencegah timbulnya komunikasi -komunikasi sebagai akibat lanjut
dari preeklamsi tersebut.
Oleh sebab itu penulis
tertarik mengambil kasus ini, dengan harapan dapat memberikan asuhan dan
perwatan sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah keadaan yang dialami
oleh ibu dalam hal ini menghindari ibu dari resiko yang mungkin terjadi
sehingga presalinan berjalan dengan lancar.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat
melaksanakan manajemen kebidanan apda ibu bersalin dengan preeklamsi berat
secara keomprehensif
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah menyusun asuhan
kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengkaji data ibu
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
berdasarkan data
c. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Melakukan pengembangan rencana
f. Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi
g. Mengevaluasi asuhan yang diberikan
1.3. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1.Konsep Dasar Penulisan
2.2.Konsep Dasar PEB
BAB III Tinjauan Kasus
3.1.Pengkajian
3.2.Identifikasi diagnosa dan masalah
3.3.Identifikasi
diagnosa dan masalah potensial
3.4.Identifikasi kebutuhan segera
3.5.Intervensi
3.6.Implementasi
3.7.Evaluasi
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep
Dasar Persalinan
2.1.1. Pengertian persalinan
-
Persalinan
adalah proses untuk mendorong keluar hasil pembuahan (janin, plasenta dan
ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar.
(Helen
Faren, 1999, 118)
-
Proses
mendorong janin dan plasenta ke luar dari uterus oleh kontraksi-kontraksi
miometrium yang terkoordinasi.
(Derek
dlewellyn – Jones. 2001 . 63)
-
Suatu
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia
luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Rustam Mochtar.
1995.99)
2.1.2. Kala-kala persalinan
-
Kala I
Merpakan stadium dilaktasi serviks mulai dari permulaan persalinan dan
pembukaan lengkap.
Dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten
Dimulai dari awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
servik secara bertahap.
Pembukaan servik kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung di bawah
hingga 8 jam.
2. Fase aktif
Frekuensi danlamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (3xdalam waktu
10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) pembukaan 4 cm – 10 cm
terjadi penurunan bagian terbawah janin.
-
Kala II
Merupakan stadium ekspansi, dimulai dari dilaktasi lengkap serviks
hingga kelahiran bayi.
-
Kala III
Merupakan stadium pelepasan plasenta, berlangsung dari saat setelah
kelahiran bayi sampai plasenta dan selaput ketuban lehir seluruhnya.
-
Kala IV
Dimulai setelah Lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.
2.1.3. Teori Penyebab mulainya persalinan
Penyebab sebenarnya
yang membuat persalinan di mulai masih belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
yang turut berperan dan saling terkait antara lain :
1. Perubahan kadar hormone
Perubahan kadar hormone disebabkan
oleh plasenta yang mengalami penuaan, sehingga villi konugalis mengalami
perubahan yang mengakibatkan kadar progesterone menurun yang menyebabkan relaksasi
otot menghilang. Terjadi 1-2 mgg sebelum persalinan dimulai kadar esterogen dan
prostaglandin meninggi.
2. Distensi uterus
-
Serabut
otot yang teregang sampai batas kemampuannya akan bereaksi dengan mengadakan
kontraksi.
-
Produksi
dan pelepasan prostaglandin miometrium
-
Keadaan
uterus yang semakin membesar menyebabkan iskemik otot uterus sirkulasi uterus
plasenta terganggu
Perubahan hormonal, dan terjadinya perubahan nutrisi pada janin-janin di
keluarkan.
3. Tekanan janin
Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhan di dalam uterus yang akan
menyebabkan :
-
Penurunan
ketegangan pada dinding uterus
-
Stimulasi
dinding uterus yang tegang tersebut hingga timbul kontraksi
4. Faktor-faktor lain antara lain :
-
Penurunan
tekanan secara mendadak ketika selaput amnion pecah
-
Gangguan
emosional yang kuat (lewat korteks hipotalamus hipofise) dapat menyebabkan
pelepasan oksitosin.
5. Teori instansi mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion serviks (fleksus Franken houser).
Bila ganglion ini geser dan ditekan penurunan kepala janin maka dapat
menimbulkan kontraksi uterus.
2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1. Power
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang disebabkan
oleh kontraksi dan retraksi otot rahim
2. Kontraksi (his)
Adalah gerakan memendek dan menebal otot rahim yang terjadi untuk
sementara waktu
3. Retraksi
Pemendekan otot rahim yang menetap setelah terjadinya kontraksi
4. Tenaga sekunder atau mengedan
Tenaga ini biasanya digunakan pada saat kala II untuk ekspansi janin
5. Passage
Keadaan jalan lahir seperti rongga pelvis, soft passage
6. Passager
Bagian janin yang paling penting pada proses kelahiran janin adalah
kepala
2.1.5. Tanda-tanda mulainya persalinan
Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan adalah
-
Lightening
Terbenam kepala di dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat dalam
rongga uterus / pada primi mulai kehamilan 36 mgg dan pada nanti terjadi pada
kandung kemih
-
Sering
buang air kecil karena tekanan kepala pada kandung kemih
-
Kontraksi
braxston hicks
Tanda dan gejala impartu
1. Penipisan dan pembukaan serviks
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan
apda serviks minimal 2 kali dalam 10 menit
3. keluarnya darah dan lender
2.2.
Konsep
dasar PEB (Pre Eklamsi Berat)
2.2.1. Pengertian preeklamsi Berat
Preeklamsi berat adalah kumpulan gejala yang timbul paa ibu hamil,
bersalin dan masa nifas yang terdiri dari trias : oedema, proteinurin, dan
hipertensi. Dimana tekanan darah 160 / 110 mmHg/lebih, proteinurin 5gr/lebih,
oliguria (urin < 500 cc/24 jam) terdapat oedema paru dan sianosis.
(Rustam
Mochtar, 1998- 199)
2.2.2. Etiologi
Penyebab belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang menyebutkan tentang
gambaran klinik dan PEB adalah :
(IBG
Manuaba. 2001 – 403)
1. Teori genetik
Riwayat preeklamsi atau eklamsi dalam keluarga atau Riwayat penyakit
vaskuler sebelumnya.
2. Teori imunologik
Janin benda asing yang relatif karena unsur benda asing yang berasal
dari suami. Adaptasi dapat terjadi dengan aman. Penolakan total rahim karena
bersifat benda asing terjadi abortus
3. Teori iskemia regio uterus plasentes
Terjadinya invasi sel trovoblas, hanya sebagian pada arteri spinalis di
daerah gangguan fungsi plasenta karena sebagian besar arteri spinalis di daerah
endometrium, tetapi dalam keadaan kontraksi sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan dan untuk nutrisi dan oksigen.
4. Teori radikal bebas dan kerusakan endotel
5. Teori kerusakan endotel
6. Teori trombosit
Iskemik radio uteri plasenta menurunkan pembukuan pembuluh darah
prostaglandin, kerusakan trombosit meningkatkan kerusakan tromboksan, terjadi
vaso kontriksi pembuluh darah dan vaso vasonim yang menimbulkan tekanan darah
meningkat dan makin terjadi kerusakan pembuh darah.
7. Teori diet ibu hamil
Kebutuhan ibu hamil cukup tinggi untuk kalsium. Bila kekurangan kalsium
ibu hamil dikuras untuk memenuhi kebutuhannya sehingga terjadi pengeluaran
klasium otot, pemberian kalsium 2 – 215gr/hr dapat menurunkan terjadinya
preeklamsi.
2.2.3. Klasifikasi pre eklamsi berdasarkan gejala
klinik
1. Pre eklamsi berat
Tanda dan gejala :
-
Tekanan
diastolic 90 – 110 mmHg (2 kali pengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan >
20 mmg
-
Proteinuria
sampai ++
-
Oedema
pada wajah, tangan, tungkai (penambahan BB yang mendadak)
-
Disertai
dengan gejala subyektif antara lain hipertensi, nyeri kepala yang tidak hilang
dengan analgesic, penglihatan kabur, oligouria (< 400 ml / 24 jam), nyeri
epigastrium dan terjadi oedema paru.
2.2.4. Skrening Pre eklamsi
Ø
Riwayat :
sakit kepala, pusing, pandangan kabur, bintik-bintik paa mata, oedema pada
wajah tangan serta seluruh tubuh.
Ø
Px fisik :
tekanan darah dibandingkan sebelum hamil, terutama setelah usia gestasi 24 mmg
peningkatan BB dibandingkan sebelum hamil oedema pergelangan kaki, perbital,
tangan, wajah atau odemen, reflek.
2.2.5. Komplikasi
Pada
pre eklamsi terjadi vuso kontraksi arteri yang menaikkan tekanan darah dan
menurunkan pasokan arah yang efektif pada banyak organ serta jaringan tubuh
termasuk plasenta, sehingga dapat menyebabkan komplikasi baik paa ibu dan janin
antara lain :
1. Eklamsi
2. Solusio plasenta
3. kematian janin
4. hipertensi menetap
2.2.6. Penatalaksanaan
Ø
Pencegahan
1. Px antenatal yang bermula dan teratur serta
teliti, mengenai tanda-tanda sendini mungkin yang selanjutnya diberikan
pengobatan
2. harus selalu waspada terhadapkemungkinan
terjadinya pre eklamsi kalau ada faktor predisposisi
3. berikan penerangan tentang manfaat istirahat
dan tidur, pekerjaan sehari-hari dikurangi, ketenangan dan pentingya mengatur
diet rentdah garam dan lemak serta karbohidrat, menjaga kenaikan berat badan
yang berlebih.
2.2.7. Penanganan PEB dalam Persalinan
-
Observasi
KU dan tanda evaluasi tiap jam
-
Memperbaiki
KU penderita dengan pemberian rehidrasi (infuse) yaitu D5 % dan RL
-
Materisasi
urin
-
Rujuk
pasien ke RS
-
Penderita
rawat inap istirahat mutlak. Berikan diet rendah garam dan tinggi protein.
Berikan suntikan SM 8 gram, 4 gr bokong kanan dan bokong 4 gr bokong kiri
-
Suntikan
dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap jam
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1.
Pengkajian
Data
Tanggal pengkajian : 21 –
11 2006
Jam :
10:00 Wib
Tempat :
PKM Singosari
A.
Data
Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. “U”
Umur : 39 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Losari
Nama Suami : Tn. “H”
Umur : 32 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Losari
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak jam 02.00 wib, kaki
bengkak dan air ketuban sudah merembas sejak tanggal 21/11/06 jam 05.30 wib.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan hamil anak pertama umur kehamilan 9 bulan, perutnya
kenceng-kenceng sejak jam 02-00 Wib, kaki bengkak sejak umur kehamilan ± 7
bulan, dan air ketuban merembes sejak tanggal 21/11/06 jam 05.wib.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular menurun dan menahun seperti
DM, hipertensi, penyakit jantung dan ibu tidak pernah menjalani operasi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan
menahun seperti DM, hipertensi, penyakit jantung, TBC serta tidak mempunyai
keturunan kembar.
6. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Banyaknya : 2-3 softek /
hari
Dysmenorrheal : tidak ada
Fluor albus : tidak ada
HPHT : 17 – 02 –
06
TP : 24 – 11
– 06
7. Riwayat perkawinan
Umur pertama kali nikah :
35 tahun
Nikah :
1 x
Lama :
4 tahun
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak menikah sampai mau melahirkan ini tidak KB
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu
No
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
|
Penyulit
|
jenis
|
penolg
|
sex
|
BB
|
H/M
|
umur
|
Penyulit
|
KB
|
|
1
|
Ha
|
mil
|
ini
|
|
|
|
|
|
|
|
10. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama ibu, tidak pernah mengalami
keguguran.
Trimester I : - Ibu
tidak pernah ANC, ibu mengalami mual saja sampai UK 12 mgg
- Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan
Trimester II : - Ibu
merasa gerakan janin pada UK
16 mgg
- Ibu ANC 2x di puskesmas
- Nafsu makan ibu baik
- Ibu mendapatkan vitamin
- ibu mendapatkan TT
Trimester III : - Ibu
ANC 3x di puskesmas, memeriksakan kakinya bengkak
- Nafsu makan ibu baik, ibu mendapatkan vitamin
- Ibu mengalami hipertensi tanpa keluhan yang
menyertai
- Ibu mengalami pertambahan BB ± 7 kg dari ANC
terakhir sampai pemeriksaan ini (± 4 mgg)
11. Pola kebiasaan sehari-hari
Ø Di rumah : - Ibu
makan 3x sehari dan pada ± 4 mgg terakhir dari pemeriksaan ibu makan 5x sehari,
porsi cukup terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk dan kadang buah
- Minum air putih 6-8 gelas/hari, ibu tidak minum
susu dan jamu-jamuan
Di PKM : - Ibu
makan 2x sehari porsi cukup terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk dan minum teh
Ø Eliminasi
Di rumah : - BAK
6-7/hari, lancar, warna kuning jernih
- BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan
Di PKM : - BAK
4-5x/hari, lancar warna kuning jernih, tidak BAB sampai tujuk ke RSSA
Ø Istirahat
Di rumah : - siang ±
½ - 1 jam / hari,
malam
± 6-7 jam /hari
Di PKM : - ibu
kadang-kadang bangun, kadang tertidur karena perut terasa sakit
Ø Aktivitas
Di rumah : - ibu
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
Di PKM : - ibu
hanya tidur-tiduran saja karena kesakitan
Ø Personal hygiene
Di rumah : - Ibu
mandi 2x/hari, ganti celana dalam tiap mandi/ terasa lembab
Di PKM : - ibu
tidak amndi dan hanya cebok setelah BAK
Ø Kebiasaan lain
Ibu
tidak mempunyai kebiasaan lain seperti merokok, alcohol dan minum jamu-jamuan.
12. Data psikososial, budaya dan spiritual
Ø Psikologis : Ibu mengatakan bahagia karena anaknya akna
segera lahir
Ø Sosial : hubungan ibu dengan suami, keluarga dan
lingkungan sekitarnya baik
Ø Budaya : adanya slametan 3 bulanan dan 7 bulanan
Ø Spiritual : Ibu menganut agama islam dan ibu mengatakan
rutin menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
B.
Data
Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 160/100 mmHG
Nadi : 84x/mnt
RR : 20x/menit
Suhu : -
TB : 151 cm
BB 1 bl lalu : 52 kg
BB skr : 59 kg
2. Pemeriksaan khusus
Ø
Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut
hitam lurus
Wajah :
tidak oedema, tidak pucat, tampak cloasma
gravidarum
Mata :
sclera tiak icterus, konjungtiva tidak
pucat, tiak ada perdarahan
Mulut :
ada gigi berlubang, tidak ada stomatitis
Hidung :
tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung
Telinga : tidak ada secret, tidak ada gangguan
pendengaran
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Payudara :
tidak ada benjolan, hyperpigmentasipada
areola mamae, putting susu menonjol
Perut : membesar sesuai dengan Uk , tampak
linie gravidarum, tidak ada strie dan bekas luka operasi
Genetalia : terdapat lender dan darah air ketuban merembes
Ekstremitas : oedema +/+ pada kaki
Ø
Auskultasi
DJJ (+) : 12-11-12 / menit
Ø
Perkusi
Reflek
patella +/+
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab urine padatanggal 21/11/06 : albumin + 1
4. Pemeriksaan dalam
VT : pembukaan 1-2 cm
Efisimen
25 %
Ketuban
(-)
Bagian
terdahulu kepala
Presentasi
VUK kiri depan
Hodge
I
3.2.
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah
Dx : Ny. V GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu
tunggal, hidup, intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
Ds : Ibu mengatakan hamil anak pertama usia
kehamilan 9 bulan merasakan kenceng-kenceng sejak jam 02.00 WIB kai bergerak
dan kembuh sudah merembes sejak tanggal 21/11-06 jam 05.30 WIB
Do : KU : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : TD 160/100 mmHg
Nadi
84 x/menit
RR
20 x / menit
Suhu
: -
Abdomen : Leopold I : TFU 3 jari bawah pusat (29 cm)
Leopold
II : Puka
Leopold
III : Bagian
terendah kepala
Leopold
IV : Kepala
masuk PAP
Kontrasepsi
: his
2 x 35”.10
Auskultasi
Abdomen : Djj (+) (12 11 12) : 140 x/ menit
Ektremitas : pada
kedua kaki oedema
Pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan
laboratorium urin tanggal 21 – 11 – 06 albumen +1
2.
Pemeriksaan
dalam
VT : pembukaan 1-2 cm
Efisimen
25 %
Ketuban
(-)
Bagian
terdahulu kepala
Presentasi
VUK kiri depan
Hodge
I
3.3.
Antisipasi
Masalah Potensial
-
Eklamsia
-
Retat
diskes
-
IUFD
3.4.
Identifikasi
Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter untuk rujukan
3.5.
Itervensi
Dx : Ny. “V” GI Pooo Abooo UK 39-40 minggu
tunggal hidup, intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
Tujuan : tidak terjadi eklamsi
Persalinan berjalan lancar, ibu dan bayi
selamat
Kriteria hasil
-
Djj normal
-
Tidak
terjadi eklamsi
-
Tidak
terjadi komplikasi
Intervensi
1. Informasikan keadaan ibu saat ini yang
mengalami PEB
R/ Ibu lebih mengerti tentang
keadaannya
2. Beritahu ibu dan keluarga setiap tindakan yang
akan dilakukan
R/ pasien dan keluarga
kooperatif dalam tindakan
3. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum
tiap 15 menit
R/ sebagai parameter deteksi dini
adanya kelalaian
4. Lakukan observasi Djj secara ketat tiap 15
menit
R/ mendeteksi secara dini
kesejahteraan janin
5. Lakukan observasi HIS tiap 15 menit
R/ dapat menilai kemajuan
persalinan
6. Anjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri
R/ Mengurangi
sindrom venakava sehingga peredasan darah dari ibu kejanin lancar sehingga
oksigen pada janin oksigen pada janin terpenuhi
7. Lakukan pemasangan infuse
R/ sebagai
penyeimbangan cairan dan elektrolit
8. Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk pasien
R/ fungsi
dependent
3.6.
Implementasi
Tanggal : 21-11-06
jam : 10.30
Dx : Ny. “V” GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu
tunggal, hidup, intrauterine impartu kala I fase laten dengan PEB
Jam 10.30 menginformasikan pada pasien dan
keluarga tentang keadaannya saat ini yang mengalami PEB yaitu bahwa TD :
160/100 mmHg pemeriksaan lab urinenya albumin +1 dan juga kaki ibu bengkak
Jam 10.35 memberikan pada pasien dan keluarga
tentang keadaannya saat ini mengalami PEB dan akan dilakukan observasi keadaan
ibu secara intensif konsen dokter cdan akan dirujuk
Jam
|
TTV
|
His
|
Djj
|
|||
TD
|
N
|
RR
|
Suhu
|
|||
10.40
|
160/100
|
88
|
20
|
-
|
2x35.10
|
11.12.11
|
10.55
|
150/110
|
84
|
24
|
-
|
2x40.10
|
12.11.12
|
11.10
|
160/100
|
84
|
24
|
-
|
2x40.10
|
12.12.12
|
6.
Menganjurkan
pada ibu untuk tidak miring kekiri karena dapat mengurangi sindrom vena kava
sehingga peredaran darah dari ibu ke janin lancar sehingga oksigen pada janin
terpenuhi
7.
11.30
melakukan pemasangan infuse dengan cairan D5 % sebanyak 20 tetes
8.
11.40
Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk pasien di RSSA dengan konsul dokter
mempersiapkan pasien untuk dirujuk yaitu
mempersiapkan sebagai berikut :
·
Mempersiapkan
bidan yang mendampingi sata di bawa ke fasilitas rujukan
·
Membawa
perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan saat ketempat rujukan
·
Memberitahu
keluarga mengenai kondisi ibu saat ini dan mengapa perlu dirujuk
·
Berikan surat rujukan ketempat
fasilitas rujukan
·
Membawa
obat-obatan yang dibutuhkan saat ketempat rujukan
·
Mempersiapkan
kendaraan
·
Ingatkan
pada ibu agar membawa uang
3.7.
Evaluasi
Tanggal : 21 – 11 – 06 jam 11.40 WIB
S : ibadah keluarga mengadakan bersedia atau
setuju untuk dirujuk
O : TTV : TD
160/100 mmHg
N
84 x / menit
RR
24 x / menit
Djj
(+) 12-12-12 x/
menit
His 2 x / 40 dalam 10 menit
A : Ny. “V” GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu
tunggal, hidup intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
P : - merujuk pasien ke RSSA
-
mendegasikan perawatan pasien pada petugas kesehatan di RSSA
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai
kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus. Dimaan setelah
melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “U” GI P0000 Aboooo
Inpartu Uk
40-41 mgg tunggal, hidup, intrauterine kala I fase laten dengan PEB.
Penulis dapat menemukan
antara lain :
1. Dalam teori disebutkan bahwa frekuensi
preelamsi banyak terjadi pada primi gravida dan pada usia lebih dari 30 tahun.
Dalam kasus ini kenyataanyayaitu klien primi gravida menderita pre eklamsi dan
suai ibu 39 tahu.
2. Dalam teori disebutkan bahwa salah satu faktor
predisposisi terjadinya pre eklamsi adalah obesitas. Dalam kasus iniklien
mengalami kenaikan BB dari Px 1 bulan yang lalu 52 kg dan Bb sekarang 59kg.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. “U” GI P0000 Aboooo Inpartu Uk 40-41 mgg
tunggal, hidup, intrauterine kala I fase laten dengan PEB, maka kesimpulan yang
penulis peroleh yaitu ada banyak kebenaran teori dengan kasus yang ada misalnya
frekuensi preeklamsi banyak terjadi pada primi gravida dan obesitas.
Dalam hal ini penanganan
tim medistelah melaksanakan sama dengan teori yang ada dan sesuai dengan
keadaan klien sehingga masalah-masalah potensial tidak terjadi.
5.2. Saran
1. Mengikat dampak yang terjadi dari preeklamsi
disini peran tim medis terutama bidan sangat berarti yaitu :
-
motivasi
ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan teraturuntuk mendeteksi dini
adanya preeklamsi
-
memberikan
penerangan pada ibu hamil tentang manfaat istirahat dan tidur, aktivitas yang
tidak belebihan, keterangan serta pentingnya mengatur diet rendah garam, lemak,
karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan BB.
2. Bagi ibu-ibu hamil hendaknya memeriksakan
kehamilannya secara rutin dan mentaati nasehat-nasehat petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan dalam menghadapi kasus preeklamsi berat hendaknya
memberikan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan
komplikasi kemungkinan terjadi.
JSTOR CASINO & RESORT - Mahnomen | Temecula, MS - JTM Hub
BalasHapusJSTOR CASINO & RESORT in 아산 출장마사지 Temecula, 청주 출장마사지 MS at 777 Casino Dr. 울산광역 출장샵 Temecula, MS 38664. Get Directions. 남양주 출장안마 Rating: 4.3 속초 출장샵 · 28 reviews